Morfologi Kandidat Pohon Plus Avicennia marina (Forsk.) Vierh pada Ekosistem Mangrove Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
Morphological of Avicennia marina (Forsk.) Vierh Candidate Plus Trees at Segara Anakan Mangrove Ecosystem, Cilacap Regency, Central Java Province
DOI:
https://doi.org/10.59465/jpht.v21i2.374Kata Kunci:
Mangrove, A. marina, morfologi, pohon plusAbstrak
Abstract
The mangrove and laguna ecosystems in Segara Anakan have experienced degradation which hasreduced the morphological diversity of mangrove trees. The study aimed to examine the morphological variations of A. marina trees in the Segara Anakan mangrove ecosystem to identify candidate plus trees (CPT) that could serve as potential seed sources. The study was conducted on 25 plots in the eastern part of Segara Anakan Lagoon. The CPT assessment (scoring) used the comparison tree method referring to the modified Carolina State method. Measurement of morphological characters included total tree height, stem diameter, clear bole height, diameter of main branch, number of primary branches, primary branch angle, canopy coverage, tree health, and fruit production capacity. The scoring results for adult A. marina trees obtained 74 plus trees spread across 3 clusters. The Analysis of Variance (ANOVA) results showed that all character values were significant. Correlation tests between different characters revealed that the height character was significantly positively correlated with the stem diameter, clear bole height, and tree health characters. The stem diameter character had a significant positive correlation with primary branch diameter and tree health, while the canopy coverage did not correlate with all morphological characters assessed. This supports the nation in evaluating canopy coverage as adequate for identifying trees as seed sources. The A. marina plus tree in Segara Anakan exhibits an average morphological characteristic of 69.97% for canopy coverage and a score exceeding 60. Consequently, the 74-plus trees in this area can be recommended as a potential seed source at the individual level. Relatively tall trees dominate plot 11 and have the highest number of plus trees, making it a promising seed source area. Additionally, individual tree 42 in plot 15 has the largest canopy coverage (89.19%), highlighting the potential for conservation as a seed source tree.
Keywords: Mangrove, Avicennia marina, morphology, plus tree
Abstrak
Ekosistem mangrove dan laguna di Segara Anakan telah mengalami degradasi yang telah menurunkan keragaman morfologi pohon mengrove. Penelitian bertujuan mengkaji variasi morfologi pohon Avicennia marina pada ekosistem mangrove Segara Anakan guna mengidentifikasi candidate plus tree (CPT) yang berpotensi sebagai sumber benih. Penelitian dilakukan pada 25 plot di Laguna Segara Anakan bagian Timur. Penilaian CPT menggunakan metode pohon pembanding mengacu pada metode Carolina State yang dimodifikasi. Pengukuran karakter morfologi. meliputi tinggi total pohon, diameter batang, tinggi bebas cabang, diameter cabang utama, jumlah cabang utama, sudut cabang utama, tutupan tajuk, kesehatan pohon, dan kemampuan produksi buah. Hasil skoring terhadap pohon A. marina dewasa diperoleh 74 pohon plus yang tersebar dalam 3 kluster. Hasil Analisis Ragam menunjukkan nilai seluruh karakter signifikan. Hasil uji korelasi antara dua karakter berbeda menunjukkan karakter tinggi berkorelasi positif signifikan dengan karakter diameter, tinggi bebas cabang dan kesehatan pohon. Karakter diameter mempunyai korelasi positif signifikan dengan diameter cabang dan kesehatan pohon, sedangkan tutupan tajuk tidak berkolerasi dengan semua karakter morfologi yang diuji. Hal ini mendukung gagasan bahwa mengevaluasi tutupan tajuk cukup memadai untuk mengidentifikasi pohon plus sebagai sumber benih. Pohon plus A. marina di Segara Anakan memiliki karakter morfologi rata-rata tutupan tajuk 69,97% dan dengan skor melebihi 60. Oleh karena itu, 74 pohon plus di area ini dapat direkomendasikan sebagai sumber benih potensial pada tingkat individu. Plot 11 didominasi oleh pohon yang relative tinggi dan memiliki jumlah pohon plus terbanyak, sehingga menjadikannya area sumber benih yang menjanjikan. Selain itu, pohon individu 42 pada plot 15 memiliki tutupan tajuk terbesar (89,19%) yang menandakan potensinya untuk konservasi sebagai pohon sumber benih.
Kata kunci: Mangrove, A. marina, morfologi, pohon plus
Referensi
Ardli E., Wolff M. 2008. Quantifying habitat and resource use changes in the Segara Anakan Lagoon (Cilacap, Indonesia) over the past 25 years. J. Water, Environ. Pollut. 3(2):54–67.
Arifanti VB, Novita N, Subarno, Tosiani A. 2021. Mangrove deforestation and CO2emissions in Indonesia. IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. 874(1).doi:10.1088/1755-1315/874/1/012006.
Dephut. 2006. Manual Seleksi Pohon Plus. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura, Sumedang.
Dharmawan, I.W & Sastrosuwonndo, P. (2014). Panduan Monitoring Status Ekosistem Mangrove. COREMAP CTI LIPI.
Dwiyanti FG, Siregar IZ, Siregar UJ. 2021. Phenotypic and Genetic Diversity Evaluation of Sengon ( Falcataria moluccana ( Miq .) Barneby & JW Grimes ) from Solomon Provenance on Progeny Trial in Cirangsad Experimental Forest , West Java. J. Manaj. Hutan Trop. 27(December):174–183.doi:10.7226/jtfm.27.3.174.
Efriyeldi, Mulyadi A, Samiaji J, Nursyirwani, Elizal, Suanto E. 2019. Peningkatan Nilai Ekonomi Ekosistem Mangrove Melalui Pengolahan Buah Api-Api ( Avicennia Sp ) Sebagai Bahan Makanan Di Desa Sungai Kayu Ara Kabupaten Siak. J. Rural …. 1(1):1–8.
Fadli K, Sofiyanti N. 2015. Analisis Vegetasi Avicennia Sp. Dan Karakteristik Sedimen Di Kawasan Mangrove Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak, Riau. JOM FMIPA Vol. 2(1):23–34.
Fauziyana I. 2021. Potensi Pemanfaatan Buah Mangrove Api-Api (Avicennia Marina) Sebagai Olahan Kue Kering Dengan Uji Kimiawi Dan Uji Organoleptik. Volume ke-53. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Halidah. 2014. Avicennia marina (Forssk.) Vierh Jenis Mangrove Yang Kaya Manfaat. Info Tek. EBONI. 11(2):37–44.
Hidayat Y. 2010. Morphological Variation of Surian ( Toona sinensis Roem) Candidate Plus Trees Collected from Community Forest Population in West and Central Java. Promot. BiodiversityRain For. Prot. Econ. Dev. Indones. 57–66.
Hidayati N V., Hilmi E, Haris A, Effendi H, Guiliano M, Doumenq P, Syakti AD. 2011. Fluorene Removal by Biosurfactants Producing Bacillus megaterium. Waste Biomass Valorization 2,415–422.
Hilmi E, Sari LK, Cahyo TN, Siregar AS. 2021. The Mangrove Landscape and Zonation Following Soil Properties and Water Inundation Distribution in Segara Anakan Cilacap. Manaj. Hutan Trop. 27(December):152–164.doi:10.7226/jtfm.27.3.152.
Hilmi E, Sari LK, Setijanto, Kusmana C, Suhendang E. 2019. The Carbon Conservation Of Mangrove Ecosystem In Indonesia. Biotropia (Bogor). 26(July 2018):1–16.doi:10.11598/btb.2019.26.3.1099.
Hilmi E, Siregar AS, Febryanni L, Novaliani R, Amir A, Syakti AD. 2015. Struktur Komunitas, Zonasi Dan Keanekaragaman Hayati Vegetasi Mangrove Di Segara Anakan Cilacap. OmniAkuatika. 11(2):20–32.
Irawan. 2012. Penyiapan benih unggul untuk hutan berkualitas. Pros. Semin. dan Pameran Hasil-Hasil Penelit. Balai Penelit. Kehutan.:133–137.
Ismail, Sulistiono, Hariyadi S, Madduppa H. 2019. Hubungan Antara Degradasi Mangrove Segara Anakan dan Penurunan Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kabupaten Cilacap , Provinsi Jawa Tengah Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 24(3), 179–187. https://doi.org/10.18343/jipi.24.3.179.
Istomo. (1992). Tinjauan Ekologi Mangrove dan Pemanfaatannya di Indonesia. Laboratorium EkologiHutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jenning, S., Brown, N., & Seil, D. (1999). Assessing forest canopies and understorey illumination: canopy closure, canopy cover and other measures. Forestry, 72(1), 59–74. https://doi.org/10.1093/forestry/72.1.59.
Juanda, & Muin, A.W.R. (2017). Seleksi pohon plus pada areal tegakan benih IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 5(4), 927–934.
Kehutanan, D. (2006). Manual Seleksi Pohon Plus. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura.
Korhonen, L., Korhonen, K., Rautiainen,M. & Stenberg, P. (2006). Estimation of forest canopy cover: a comparison of field measurement techniques. Silva Fennica, 40(4), 577–588.https://doi.org/10.14214/sf.315.
Masruroh L, Insafotri. 2020. Pengaruh jenis substrat terhadap kerapatan vegetasi Aviceniia marina Di Kabupaten Gresik. J. Juv. 1:151–159.
Malekmohammadi, L., Sheidai, M., Ghahremaninejad, F., Danehkar. A., Koohdar. F. (2023). Studies on genetic diversity, gene flow and landscape genetic in Avicennia marina: Spatial PCA, Random Forest, and phylogeography approaches. BMC Plant Biol 23, 459. https://doi.org/10.1186/s12870-023-04475-6
Naidoo G. 2009. Differential effects of nitrogen and phosphorus enrichment on growth of dwarf Avicennia marina mangroves. Aquat. Bot. 90(2):2009.
Naidoo G. 2010. The mangroves of South Africa: An ecophysiological review. South African J. Bot. 107:101–113.
Naidoo G. (2006). Factors contributing to dwarfing in the mangrove Avicennia marina. Analysis of Botany, 97(6),
–1101. httpsdoi.org/10.1093/aob/mcl064.
Prasetyo, L.B. (1999). Monitoring perubahan lansekap di Segara Anakan Cilacap dengan menggunakan citra optik dan radar. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Bidang Ilmu Haya Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB.
Ramadhan A, Hafsaridewi R. 2012. Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Perkembangan. J. Sosek KP Vol. 7(September).doi:10.15578/jsekp.v7i1.5734.
Rizaldi MR. 2019. Pengaruh Pemberian Pakan Daun Mangrove Api-Api ( Avicennia marina ) dan Rumput Lapangan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Harian ( PBBH ) Kambing Kacang ( Capra aegagrus ). Universitas Sumatera Utara.
Robiyanti, Muin, A, & Wulandari. R.C. (2015). Seleksi penetapan kandidat pohon plus Penage (Callophylum
inophylum L.) di Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari, 3 (2), 279–285.
Sabdanawaty, F.P., Purnomo, & Daryono, B.S. (2021). Species diversity and phenetic relationship among accessions of api-api (Avicennia spp.) in Java based on morphological characters and ISSR markers. Biodiversitas, 22(1), 193–198.
Sari LK, Adrianto L, Soewardi K, Atmadipoera AS, Hilmi E. 2016. Sedimentation in lagoon waters (Case study on Segara Anakan Lagoon). AIP Conference Proceedings, 1730 (1), 1.
Setiawati Y. 2010. Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Triterpenoid dari Kulit Batang Kayu Api-api Betina (Avicennia Marina Neesh). Jurnal Penelitian Sains, 13 (2), 35-43.
Sevilla, C.G. (2007). Research Methods.ex Printing Company. Quezon City.
Sreekanth, PM, & Anupama, KV. (2021). Genetic diversity of mangrove tree species Avicennia marina in ecogeographic regions of kerala coast, Southern India, Ecological Genetics and Genomics. 20. 100094. https://doi.org/10.1016/j.egg.2021.100094.
Suryono CA. 2006. Struktur Populasi Vegetasi Mangrove di Laguna Segara Anakan. Ilmu Kelaut. 11(2):112–118.
Soerianegara, I, & Indrawan. A. (2002). Pemuliaan Pohon Hutan. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Syakti AD, Moussa Mahdi Ahmedb, Nuning Vita Hidayatia EH, Sulystyoa I, Piramb A, Doumenq P. 2013. Screening of emerging pollutants in the mangrove of Segara Anakan Nature Reserve , Indonesia. IERI Procedia. 5:216-222.doi:10.1016/j.ieri.2013.11.095.
Zabala, N.Q. (1988). Establishment and management of seed production area. Paper presented at the training course on "Siliviculture and Tree Improvement" held at Bangladesh Forest Research Institute.11 pp. (unpublished).