Pengembangan Model-Model Penduga Indeks Tempat Tumbuh dan Pertumbuhan Tegakan Jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.)) di Hutan Rakyat

Penulis

  • Lutfy Abdulah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
  • Nina Mindawati Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
  • Mira Yulianti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

DOI:

https://doi.org/10.59465/jpht.v17i2.811

Kata Kunci:

Indeks kualitas tempat tumbuh, diameter, tinggi, hutan rakyat

Abstrak

Keberadaan hutan rakyat merupakan salah satu upaya penyediaan bahan baku kayu oleh  masyarakat. Upaya ini memiliki batasan seperti teknik silvikultur dan umur tebang yang  tidak baku, serta pengukuran pertumbuhan yang tidak dilakukan setiap tahun. Hal ini menjadi masalah dalam menyusun tabel tegakan hutan rakyat. Dampaknya adalah informasi pertumbuhan tegakan tidak ada sehingga promosi pembangunan hutan rakyat menjadi terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan teknik pemodelan yang melibatkan beberapa lokasi pengukuran dan umur tanaman jabon yang berbeda. Parameter model yang dibangun adalah model peninggi, kualitas tempat tumbuh dan diameter pohon setiap kelas kualitas tempat tumbuh. Tujuan penelitian adalah membuat model peninggi dan kualitas tempat tumbuh serta menyediakan data pertumbuhan diameter pohon di setiap kelas. Hasil penelitian meunjukkan bahwa model Schumacher dapat digunakan dalam menduga tinggi pohon jabon, sedangkan model Chapman-Richards sangat baik dalam mengklasifikasi kualitas tempat tumbuh jabon. Model pertumbuhan diameter tegakan jabon yang valid hanya pada Bonita II.

Referensi

Abdulah, L. (2019). Model interaksi pelaku hutan rakyat dalam perdagangan kayu: pendekatan simulasi model berbasis agen. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 16(9), 1689-1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Abdulah, L., Mindawati, N., & Kosasih, A.S.(2013). Evaluasi pertumbuhan awal jabon (Neolamarckia cadamba) di hutan rakyat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(3),119–128.

Bergmeir, C., Hyndman, R.J., & Koo, B. (2018). A note on the validity of cross-validation for evaluating autoregressive time series prediction. Computational Statistics and Data Analysis, 120, 70–83. https://doi.org/10.1016/j.csda.2017.11.003

Calin-Jageman, R.J., & Cumming, G. (2019). The New Statistics for Better Science: Ask How Much, How Uncertain, and What Else Is Known. American Statistician, 73(sup1),271–280. https://doi.org/10.1080/00031305.2018.1518266

Enzinga, G.Y., & Jiang, L.C. (2019). Evaluation of region and subregion-based height-diameter models for dahurian larch (Larix gmelinii) in Daxing’an Mountains in China. Applied Ecology and Environmental Research, 17(6),13567–13591. https://doi.org/10.15666/aeer/1706_1356713591

Gadow, K. von, & Hui, G. (1998). Modeling Forest Development (Issue November).

Gopalswamy, K., Fathi, Y., & Uzsoy, R. (2019). Valid inequalities for concave piecewise linear regression. Operations Research Letters, 47(1), ] 52–58. https://doi.org/10.1016/j.orl.2018.12.004

Hoffmann, K., Bel, J., & Gaztañaga, E. (2017). Linear and non-linear bias: predictions versus measurements. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, 465(2), 2225–2235. https://doi.org/10.1093/mnras/stw2876

Hudiyah, I., Purnaningsih, N., Asngari, P.S., & Hardjanto. (2017). Persepsi Petani terhadap Hutan Rakyat Pola Agroforestri di KabupatenWonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(1), 64-78.

Junaedi, A. (2018). Pertumbuhan jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) pada lahan marginal berjenis tanah ultisol di Riau. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 12(1), 51–63. https://doi.org/10.20886/jpth.2018.12.1.51-63

Krisnawati, H., Kallio, M., & Kanninen, M. (2011). Anthocephalus cadamba Miq.: ekologi, silvikultur dan produktivitas.

Mäkelä, A., del Río, M., Hynynen, J., Hawkins, M.J., Reyer, C., Soares, P., van Oijen, M., & Tomé, M. (2012). Using stand-scale forest models for estimating indicators of sustainable forest management. Forest Ecology and Management, 285, 164–178. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2012.07.041

Poopla, F.S., & Adesoye, P.O. (2012). Crown Ratio Models for Tectona grandis. Journal of Forest Sciences, 28(2), 63-67.

Pyo, J. (2017). Developing the site index equation using a generalized algebraic difference approach for Pinus densiflora in central region, Korea. Forest Science and Technology, 13(2), 87–91. https://doi.org/10.1080/21580103.2017.1308889

Selfiany, W.O., & Normagiat, S. (2019). Partisipasi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Jurnal Borneo Akcaya, 5(01), 12-30.

Sharma, R.P., Štefančík, I., Vacek, Z., & Vacek, S. (2019). Generalized nonlinear mixed-effects individual tree diameter increment models for beech forests in Slovakia. Forests, 10(5). https://doi.org/10.3390/f10050451

Stajic, B., Janjatovic, Ž., Aleksic, P., Bakovic, Z., Kazimirovic, M., & Milojkovic, N. (2016). Anamorphic site index curves for Moesian Beech (Fagus X taurica Popl.) in the region of Zagubica, Eastern Serbia. Sumarski List, 561(001), 251–258.

Unduhan

Diterbitkan

2020-12-31

Cara Mengutip

Abdulah, L., Mindawati, N., & Yulianti , M. (2020). Pengembangan Model-Model Penduga Indeks Tempat Tumbuh dan Pertumbuhan Tegakan Jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.)) di Hutan Rakyat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 17(2), 131–143. https://doi.org/10.59465/jpht.v17i2.811

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >> 

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.