Karakteristik Morfo-Fisiologi Daun, Buah, dan Benih Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) dari Lima Populasi Di Jawa Bagian Barat Dan Sumatera Selatan
DOI:
https://doi.org/10.59465/jpht.v15i1.838Kata Kunci:
Fagraea fragrans, morfologi, tempat tumbuh, viabilitasAbstrak
Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) merupakan salah satu jenis multiguna asli Indonesia yang mampu tumbuh pada berbagai tipe lahan, seperti lahan kering, lahan tergenang sementara dan selalu tergenang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman karakteristik morfo fisiologi daun, buah, dan benih tembesu dari lima populasi di Sumatera Selatan dan Jawa Bagian Barat. Analisis ragam dengan menggunakan rancangan acak lengkap digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik daun, buah, dan benih tembesu dari lima populasi (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya, Dago, dan Carita). Hasil penelitian menunjukkan seluruh karakter morfo-fisiologis daun, buah, dan benih tembesu berbeda nyata antar populasi. Beberapa variabel agro-iklim berkorelasi dengan karakteristik daun, buah, dan benih yang memberi indikasi adanya pengaruh lingkungan selain genetik. Sebagian besar karakteristik daun, buah, dan benih memiliki nilai koefisien keragaman lingkungan yang lebih besar dibandingkan koefisien keragaman genetik yang menunjukkan besarnya kontribusi lingkungan. Berdasarkan karakteristik daun, buah, dan benih, dari lima populasi yang diuji terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pertama, populasi Sumatera Selatan (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya) dan kelompok kedua populasi Jawa Bagian Barat (Dago dan Carita). Penelitian mempunyai implikasi praktis yang penting untuk pengelolaan sumber daya genetik dan program pemuliaan tembesu ke depan.
Referensi
Ahsan, M.Z., Majidano, M.S., Bhutto, H., Soomro, A.W., Panhwar, F.H., Channa, A.R., & Sial, K.B. (2015). Genetic variability, coefficient of variance, heritability and genetic advance of some Gossypium hirsutum L. accessions. Journal of Agricultural Science, 7(2), 147–151. https://doi.org/10.5539/jas.v7n2p147
Asmaliyah, Imanullah, A., & Dawiati, W. (2012). Identifikasi dan potensi kerusakan rayap pada tanaman tembesu (Fagraea fragrans) di kebun percobaan Way Hanakau, Lampung Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 9(4), 187–194.
Bangprapai, A., Thongphasuk, P., & Songsak, T. (2016). Determination of swertiamarin content by TLC-densitometer in Fragraea fragrans Roxb. leaves. Bulletin of Health, Science and Technology, 14(2), 13–18.
Boratynski, A., Marcysiak, K., Lewandowska, A., Jasinska, A., Iszkulo, G., & Burczyk, J. (2008). Differences in leaf morphology between Quercus petraea and Q. robur adult and young individuals. Silva Fennica, 42(1), 115–124.
BPTHRIHD (Balai Pengelolaan Taman Hutan Rakyat Ir. H. Juanda). (2015). Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda. Bandung: Bandung : Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat.
Divakara, B.N., Alur, A.S., & Tripati, S. (2010). Genetic variability and relationship of pod and seed traits in Pongamia pinnata (L.) Pierre., a potential agroforestry tree. International Journal of Plant Production, 4(2), 129–141.
Fredrick, C., Muthuri, C., Ngamau, K., & Sinclair, F. (2015). Provenance variation in seed morphological characteristics, germination and early seedling growth of Faidherbia albida. Journal of Horticulture and Forestry, 7(5), 127–140.
Ghildiyal, S.K., Sharma, C.M., & Gairola, S. (2009). Environmentalvariation in seed and seedling characteristics of Pinus roxburghii Sarg. from Uttarakhand, India. Applied Ecology and Environmental Research, 7(2), 121–130.
Hadipoentyanti, E., & Wahyuni, S. (2008). Keragaman selasih (Ocimum spp.) berdasarkan karakter morfologi, produksi dan mutu herba. Jurnal Littri, 14(4), 141–148.
Hathurusingha, S., Ashwath, N., & Midmore, D. (2011). Provenance variations in seed-related characters and oil content of Calophyllum inophyllum L. in northern Australia and Sri Lanka. New Forests, 41(1), 89–94. https://doi.org/10.1007/s11056-010-9212-1
ISTA. (2010). International rules for seed testing Edition 2010. Bassersdorf (CH): The International Seed Testing Association.
Junaidah, Sofyan, A., & Nasrun. (2014). Mengenal karakteristik tanaman tembesu. In Tembesu kayu raja andalan Sumatera. Bogor: Bogor : FORDA Press.
Khadidiatou, N.N., Mohameth, K., Bassiaka, O., Roger, B., & Ibrahima, D. (2013). Variability in seed traits, oil content and genetic diversity in local and exotic accessions of Jatropha curcas L. in Senegal. African Journal of Biotechnology, 12(34), 5267–5277. https://doi.org/10.5897/AJB2013.11939
Killpack, S.C., & Buchholz, D. (2008). Nitrogen in the environment: What is nitrogen. Report project number 89-EWQI-1-9203. Missouri: United States Department of Agriculture, Extension Service.
Loha, A., Tigabu, M., & Teketay, D. (2008). Variability in seed and seedling-related traits of Millettia ferruginea, a potential agroforestry species. New Forests, 36(1), 67–78. https://doi.or /10.1007/s11056-008-9082-y
Mughal, A.H., & Thapliyal, R.C. (2012). Provenance variation in cone and seed characteristics of Cedrus deodara (D. DON) G. DON in Jammu and Kashmir. Forestry Studies in China, 14(3), 193–199.
Nugroho, I.A. (2012). Keragaman morfologi dan anatomi kawista (Limonia acidissima L.) di Kabupaten Rembang. Institut Pertanian Bogor.
Pratiwi, Narendra, B.H., Hartoyo, G.M. E., & Kalima, T. (2014). Atlas jenis-jenis pohon andalan setempat untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia. Bogor: Bogor: FORDA Press Putra.
Pripdeevech, P., & Saansoomchai, J. (2013). Antibacterial activity and chemical composition of essential oil of Pamburus missionis. Chaiang Mai Journal of Science, 40(2), 214–223. https://doi.org/10.101 /j.jep.2009.04.016
Rawat, K., & Bakshi, M. (2011). Provenance variation in cone, seed and seedling characteristics in natural populations of Pinus wallichiana A.B. Jacks (Blue Pine) in India, 54(1), 39–55.
Sobai, J.H., Prajitno, D., & Syukur, A. (2013). Pertumbuhan dan hasil jagung pada berbagai pemberian pupuk nitrogen di lahan kering regosol. Ilmu Pertanian, 58(604391), 2878–2893.
Sudrajat, D.J. (2016). Genetic variation of fruit, seed, and seedling characteristics among 11 populations of white jabon in Indonesia. Forest Science and Technology, 12(1), 9–15. https://doi.org/https //doi.org/10.1080/21580103.2015.1007896
Sudrajat, D.J., & Megawati. (2010). Keragaman morfologi dan respon perlakuan pra perkecambahan benih dari 5 populasi sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7(2), 67–76.
Sudrajat, D.J., Megawati, & Siswandi, J. (2011). Karakteristik dan perkecambahan benih panggal buaya (Zanthoxyllum rhetsa) dari beberapa pohon induk di Bali. Tekno Hutan Tanaman, 4(2), 69–78.
Suhartini, T., & Hadiatmi. (2010). Keragaman karakter morfologi tanaman ganyong. Buletin Plasma Nutfah, 16(2), 118–125.
Sumadi, A., & Siahaan, H. (2014). Potensi dan pertumbuhan tembesu dalam pengelolaan hutan rakyat. In N. Mindawati, H.S. Nurohmah, & C. Akhmad (Eds.), Tembesu, kayu raja andalan Sumatera (pp. 57–71). Bogor: FORDA Press.
Takuathung, C.N., Pipatwattanakul, D., & Bhumibhamon, S. (2012). Provenance variation in seed morphometric traits and growth performance of Senna siamea (Lam.) Erwin et Barneby at Lad Krating plantation, Chachoengsao Province Thailand. Kasetsart Journal - Natural Science, 46(3), 394–407.
Tan, H.T.W., & Yeo, C.K. (2009). The potential of native woody plants for enchancing the urban waterways and water bodies environment in Singapore. Singapore: Raffles Museum of Biodiversity Research and Singapore-Delft Water Alliance.
White, T.L., Adams, W.T., & Neale, D.B. (2007). Forest genetics - concepts, scope, history and importance. CAB eBooks Ebooks on agriculture and the applied life sciences from CAB International. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1079/9781845932855.0000
Xu, Y., Cai, N., He, B., Zhang, R., Zhao, W., Mao, J., … Woeste, K. (2016). Germination and early seedling growth of Pinus densata Mast. provenances. Journal of Forestry Research, 27(2), 283–294.
Yingngam, B., & Brantner, A.H. (2015). Factorial design of essential oil extraction from Fagraea fragrans Roxb. flowers and evaluation of its biological activities for perfumery and cosmetic applications. International Journal of Cosmetic Science, 37(3), 271–281. https://doi.org/10.1111/ics.12192
Yulianti. (2011). Strategi pengembangan sumber benih mindi (Melia azedarach L.) di hutan rakyat Provinsi Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Zheng, Y.L., Sun, W.B., Zhou, Y., & Coombs, D. (2009). Variation in seed and seedling traits among natural populations of Trigonobalanus doichangensis (A. camus) Forman (Fagaceae), a rare and endangered plant in southwest China. New Forests, 37(3), 285–294. https://doi.org/10.1007/s11056-008-9124-5
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2018 Jurnal Penelitian Hutan Tanaman

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.