Struktur dan Produktivitas Tegakan Hutan Tanaman Shorea mecistopteryx di KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor

Structure and Productivity of Shorea mecistopteryx Plantation Forests in KHDTK Haurbentes, Bogor Regency

Penulis

  • Reza Alvino Anam Departemen Silvikultur Tropika, IPB University
  • Prijanto Pamoengkas Departemen Silvikultur Tropika, IPB University
  • Darwo Darwo Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Rosita Dewi Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional

DOI:

https://doi.org/10.59465/jpht.v21i1.230

Kata Kunci:

Dominansi, hubungan kedekatan, permudaan, regenerasi

Abstrak

Abstract

The forest area in Indonesia is decreasing every year, primarily due to the increasing rate of deforestation, especially in lowland forest areas. Lowland forests in Indonesia are dominated by tree species from the dipterocarpaceae family. One of the species affected and categorized as vulnerable bythe IUCN is Shorea mecistopteryx, an endemic meranti species originating from the island of Kalimantan. This research aims to analyze the stand structure, natural regeneration, and productivity of S. mecistopteryx plantation forests across different age classes. The results show that natural regeneration of S. mecistopteryx occurs in every plant plot and is dominant. The density at the pole level is lower than that of seedlings, saplings, and trees. The structure of the 83-year-old S. mecistopteryx stand forms an inverted "J" curve similar to the stand structure in natural forests, while the 32-year-old stand forms a normal curve, typical of plantation forests. The potential volume for S. mecistopteryx stands at the age of 83 years with a diameter of 50 cm and above is 323.08 m3/ha, and for diameter class of 40 cm and above, it is 541.78 m3/ha. At the age of 32 years, the stand potential for the 50 cm diameter class and above is 45.98 m3/ha, and the 40 cm diameter class and above is 497.73 m3/ha.


Keywords: Shorea mecistopteryx, forest plantation, stand structure, stand potency, nature regeneration

Abstrak

Luas kawasan hutan di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya yang salah satunya diakibatkan oleh laju deforestasi yang selalu meningkat, terutama pada kawasan hutan dataran rendah. Hutan dataran rendah di Indonesia di dominasi oleh jenis-jenis pohon dari famili dipterokarpa. Salah satu jenis yang terdampak dan masuk katergoti/status rentan menurut IUCN adalah Shorea mecistopteryx, jenis meranti endemik yang berasal dari pulau Kalimantan. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur tegakan, regenerasi alami, dan produktivitas hutan tanaman S. mecistopteryx pada kelas umur yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan regenerasi alami S. mecistopteryx terjadi di setiap petak tanaman dan telah mendominasi. Kerapatan tingkat tiang lebih rendah daripada tingkat semai, pancang, dan pohon. Struktur tegakan S. mecistopteryx yang berumur
83 tahun telah membentuk kurva “J” terbalik seperti struktur tegakan di hutan alam, namun tegakan yag berumur 32 tahun berbentuk kurva normal seperti umumnya struktur tegakan di hutan tanaman. Potensi tegakan S. mecistopteryx pada umur 83 tahun berdiameter 50 cm ke atas sebesar 323,08 m3 per ha dan kelas diameter 40 cm ke atas sebesar 541,78 m3 per ha. Pada umur 32 tahun potensi tegakannya untuk kelas diameter 50 cm ke atas sebesar 45,98 m3/ha dan kelas diameter 40 cm ke atas sebesar 497,73 m3/ha.


Kata Kunci: Shorea mecistopteryx, hutan tanaman, struktur tegakan, potensi tegakan, regenerasi alami

Referensi

Adelina, M., Harianto, S.P., & Nurcahyani, N. (2016). Keanekaragaman jenis burung di Hutan Rakyat Pekon Kelngu Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylva Lestari, 4(2), 51-60.

Anbarashan, M., & Parthasarathy, N. (2013). Tree diversity of topical dry evergreen forest dominated by single or mixed species on the Coromandel Coast of India. Tropical Ecology, 54(2), 179-190.

Brokaw, N.V., & Scheiner, S.M. (1989). Species composition gaps and structure of a tropical forest. Ecology, 5(10), e13163.

Brower, J.E, Zar, J.H. (1998). Field and laboratory methods for general ecology, W.M.C Brown Company Publishers Bubuque. Iowa.

Darmawan, M.A., Muhammad, B.Z., Harahap, A.F.P, Ramadhan, M.Y.A, Sahlan, M., Haryuni., Supriyadi., T., Abd-Aziz, S., & Gozan, M. (2020). Reduction of acidity and peroxide numbers of tengkawang butter (Shorea stenoptera) using thermal and acid activated bentonites. Heliyon, 6(12). E05742, 1-11.

Diana, R., & Andani, L. (2020). Keragaman jenis liana pada tutupan kanopi berbeda di Hutan Lindung Wehea, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 6(2), 149-156.

Erizilina, E. (2016). Kemampuan regenerasi alami jenis meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) di Hutan Penelitian Haurbentes, Jasinga, Kabupaten Bogor [skripsi], Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Erizilina, E., Prijanto, P., & Darwo. (2019). Hubungan sifat fisik dan kimia tanah dengan pertumbuhan meranti merah di KHDTK Haurbentes. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 9(1), 68-74.

Fachrul, F.M. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta [FWI] Forest Watch Indonesia. (2001).

Keadaan Hutan Indonesia, Global Forest Watch. Bogor.

[FWI] Forest Watch Indonesia. (2019). Angka Deforestasi sebagai “Alarm” Memburuknya Hutan Indonesia,

Forest Watch Indonesia. Bogor.

Haileab, Z., Teketay, D., & Ensermu, K. (2011). Diversity and regeneration status of woody species in Taragedam

and Abebaye forest, northwestern Ethiopia. Journal of Forestry Research, 22, 315-328.

Hilwan, I. (2012). Komposisi jenis dan struktur tegakan pada areal bekas tebangan di PT Salaki Summa Sejahtera, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(3), 155160.

Kusmana, C., & Lathifah, A. (2021). Keragaan tegakan merawan (Hopea mengarawan Mi1.) dan keruing

gunung (Dipterocarpus retusus Blume) di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor. Junral Silvikultur Tropika, 12(3), 186-193.

Kusumadewi, Y., Pereira, J., Linsky, J., Randi, A., Ling, C.Y., Olfield, S., Tsen, S., & Wilkie, P. (2019). Shorea mecisopteryx. The IUCN Red List of Threatened Spesies2019:e.T36341A12562997.http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2019 3.RLTS.T36341A125628877.en

Kuswandi, R., Sadono, R., Supriyatno, N., & Marsono, D. (2015). Keanekaragaman struktur tegakan hutan alam bekas tebangan berdasarkan biogeografi di Papua. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 22(2), 151-159.

Lestarian R. (2009). Penyusunan tabel volume pohon dalam rangka pelaksanaan IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur [skripsi], Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Magurran, A.E. (1988). Ecological Diversity and its Measurement. Princeton University Press. New Jersey.

Meyer, H.A., Recknagel, A.B., & Stevenson, D.D. (1952). Forest Management Second Edition. The Roland Press Company. New York.

Muhdin, E., Suhendang, D., Wahjono, H., Purnomo., Istomo., & Simangunsong, B.C.H. (2008). Keanekaragaman

struktur tegakan hutan alam sekunder. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 16(2), 81-87.

Mutaqin, A.K., & Hakim, L.N. (2006). Uji normalitas bera-jarque untuk residu dalam model otoregresif menggunakan teknik bootstrap parametrik. Statistika, 6(2), 27-30.

Nurhasybi., Sudrajat, & D.J., Diatna, K. (2008). Pemilihan Acacia mangium untuk sumber benih dengan teknik analisis biplot dan korespondensi di Parungpanjang. Bogor. Jawa Barat. JMHT. 14(1), 28-40.

Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan dari Fundamental of Ecology oleh Samingan, T., Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Odum, E.P., & Barrett, G.W. (1971). Fundamentals of ecology, Saunders. Philadelphia.

Panjaitan, S., Wahyuningtyas, R.S., & Adawiyah, R. (2012). Kondisi lingkungan tempat tumbuh Shorea

johorensis Foxw. di areal HPH PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6(1), 11-21.

Pamoengkas, P., & Andini, D. (2013). Determination of silvicultural system based on vegetation recovery process in logged-over forest in Central Kalimantan, Indonesia. 2 nd International IUFRO Symposium on Tropical Forest Ecosystem Science and Management, Challenges and Solutions in Bintulu. Malaysia.

Pamoengkas, P., & Assifa, A.I.F. (2018). Potensi permudaan semai pada hutan yang dikelola dengan sistem silvikultur TPTJ di Kalimantan Tengah. Jurnal Silvikultur Tropika, 9(2), 127-133.

Panjaitan, S., Wahyuningtyas, R.S., & Adawiyah, R. (2012). Kondisi lingkungan tempat tumbuh Shorea johorensis Foxw. di areal HPH PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitan Dipterokarpa, 6(1), 11-21.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia [Permenhut] nomor: P.65/Menhut-II tahun 2014 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/MenhutII/2009 tentang Sistem Silvikultur

dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

Putri, I.A.S.L.P. (2015). Pengaruh kekayaan jenis tumbuhan sumber pakan terhadap keanekargaman burung herbivora di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(3), 607-614.

Purti, K.P., & Sudrajat, D.J. (2017). Regenerasi Shorea spp. di sumber benih KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. 5(2), 71-79.

Rangkuti, A.B., Hartini, K.S., Susilowati, A., Rambey, R., Harahap, M.M., Arinah, H., Irmayanti, L., Pamoengkas, P., Indriani, F., Peniwidiyanti, & Ruhidi, A. (2023). Structure, composition and diversity of tree species in Martelu Parbu Nature Reserve, North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas, 24(1), 7885.

Sita, V., & Aunurohim. (2013). Tingkah laku makan rusa sambar (Cervus unicolor) dalam konservasi ex-situ di Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(1), 23373520.

Stoll, P., & Newberry, D.M. (2005). Evidence of species specisif neighborhood effects in the Dipterocarpaceae of Bornean Rain Forest. Ecology, 86(11), 3048-2062.

Soerianegara, I., & Indrawan, I. (2002). Ekologi Hutan Indonesia, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Usmandi. (2020). Pengujian persyaratan analisis (uji homogenitas dan uji normalitas). Inovasi pendidikan, 7(1),

-62.

Zendrato, D.T., Rustiadi, E., & Rusdiana, O. (2020). Peranan subsektor kehutanan dalam pembangunan wilayah Provinsi Jawa Barat: pendekatan input-output dan pewilayahan. Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, 4(13),1-13.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30

Cara Mengutip

Anam , R. A., Pamoengkas, P., Darwo , D., & Dewi, R. (2024). Struktur dan Produktivitas Tegakan Hutan Tanaman Shorea mecistopteryx di KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor : Structure and Productivity of Shorea mecistopteryx Plantation Forests in KHDTK Haurbentes, Bogor Regency. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 21(1), 18–35. https://doi.org/10.59465/jpht.v21i1.230

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama