MANAJEMEN PENANGKARAN EMPAT JENIS KURA-KURA PELIHARAAN DAN KONSUMSI DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.59465/jphka.13.2.119-135Kata Kunci:
Indonesia, konsumsi, kura-kura, peliharaan, penangkaranAbstrak
Empat jenis kura-kura yang ditangkarkan di Indonesia saat ini adalah labi-labi Cina (Pelodiscus sinensis Wiegmann, 1835), labi-labi (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770), kura-kura Brazil (Trachemys scripta elegans (Thunberg, 1792) (Schoepff, 1792)) dan kura-kura Rote (Chelodina mccordi Rhodin, 1994). Labi- labi Cina dan labi-labi umumnya untuk konsumsi, sedangkan kura-kura Brazil dan kura-kura Rote untuk hewan peliharaan (pet). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aspek-aspek teknis manajemen penangkaran kura-kura di Indonesia. Hasil identifikasi aspek-aspek teknis manajemen penangkaran kura-kura yang dijalankan meliputi : 1) pengadaan bibit, 2) adaptasi dan aklimatisasi, 3) perkandangan, 4) pakan dan air, 5) penyakit dan perawatan kesehatan, 6) perkembangbiakan/reproduksi dan teknik penetasan telur, 7) pemeliharaan, 8) pemanenan dan pemanfaatan dan 9) penunjang lainnya. Kesemuanya itu saling mendukung dan berkaitan sebagai faktor utama dan syarat penting dalam menjamin keberlangsungan usaha dan kesinambungan hasil untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penangkaran keempat jenis kura-kura secara umum telah berjalan dengan memperhatikan dan memenuhi aspek-aspek teknis manajemen penangkaran dalam menjalankan usahanya. Kura-kura yang ditangkarkan sudah mampu beradaptasi dengan lingkungannya, tercukupi kebutuhan pakannya, terpenuhi kesesuaian habitatnya dan terjaga kesehatannya, sehingga dapat bereproduksi dengan baik dan meningkat populasinya, sehingga secara ekonomis menguntungkan.
Referensi
Amirullah. (2015). Pengantar manajemen : fungsi-proses-pengendalian. Jakarta (ID) : Penerbit Mitra Wacana Media.
Amri K, Khairuman. (2002). Labi-labi komoditas perikanan multi manfaat. Jakarta (ID) : Agro Media Pustaka.
Chen TH, Lin HC, Chang HC. (2000). Current status and utilization of chelonians in Taiwan. Chelonian Research Mono- graphs 2 : 45-51.
Departemen Kehutanan. (2006). Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwaliar. Jakarta (ID) : Dephut.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. (1999a). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar. Jakarta (ID)
Departemen Kehutanan dan Per kebunan. (1999b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar. Jakarta (ID) : Dephutbun. [Ditjen PHKA].
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. (2014). Keputusan Direktur Jenderal PHKA Kementerian Kehutanan Nomor SK. 13/IV-KKH/2014 tentang Kuota Pengam- bilan Tumbuhan Alam dan penangkapan Satwaliar Periode Tahun 2014. Jakarta (ID) : Ditjen PHKA.
George A, Rose M. (1993). Conservation biology of the pig-nosed turtle, carettochelys insculpta. Chelonian Conservation and Biology 1(1) : 3-12.
Hardjanto, Masyud B, Hero Y. (1991). Analisis kelayakan finansial penangkaran rusa di BKPH Jonggol, KPH Bogor. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Hemsworth, Paul H. & Harold W. Gonyou. 1997. Human Contact. Pp. 205-217 in Animal Welfare. M. C. Appleby & B. 0. Hughes (Eds.). Centre for Agriculture and Biosciences International. London.
Indrawan M, Primarck RB, Supriatna J. (2012). Biologi konservasi. Jakarta (ID) : Yayasan Obor Indonesia.
Iskandar DT. (2000). Kura-kura dan buaya Indonesia dan Papua Nugini. Bandung (ID) : PAL Media Citra.
Lau M, Chan B, Crow P, Ades G. (2000). Trade and conservation of turtles and tortoises in the Hong Kong special administrative region, people’s Republic of China. Chelonian Research Monographs 2 : 39-44.
Martono N. (2014). Metode penelitian kuantitatif: analisis isi dan analisis data sekunder. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada.
Masy'ud B. (2001). Dasar-dasar penangkaran satwaliar. Laboratoriun : Penangkaran Satwaliar. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Nupus S. (2001). Pertumbuhan tukik penyu hijau (Chelodina mydas Linnaeus,1758) pada tingkat pemberian jumlah pakan yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Payne, William JA, Wilson RT. (1999). An introduction to animal husbandry in the tropics. Fifth Edition. Blackwell Science Ltd. London.
Purwantono. (2015). Penangkaran kura-kura yang berkelanjutan berdasarkan model sistem dinamik. [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Regodos IC, Schoppe S. (2005). Local knowledge, use, and conservation status of the layan softshell turtle Doogania suplana (Geoffroy 1809) (Testudines : Triony- chidae) in Southern Palawan, Philippines. Sylvatrop, The Technical Journal of Philippine Ecosystems and Natural Resources 15(1&2) : 65-79.
Rossi JV. (2006). General husbandry and management in mader DR (ed.) Reptile Medicine and Surgery 2nd edition. Canada: Elsevier Inc. hlm 78-99.
Sinaga, HNA. (2008). Perdagangan jenis kura-kura darat dan kura-kura air tawar di Jakarta. [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Vamberger M. (2012). First reproduction record of trachemys scripta (Schoepff, 1792), In Slovenia. Short Note. Herpetozoa 25 (1/2).
Van Dijk PP, Stuart BL, Rhodin AGJ. (2000). Asian turtle trade : proceedings of a workshop on conservation and trade of freshwater turtles and tortoises in Asia. Lunenburg, MA Chelonian Research Foundation. Chelonian Research Mono- graphs No. 2, 164 pp.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2016 Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.