STATUS POPULASI DAN KONSERVASI BEKANTAN (Nasalis larvatus Wurmb. 1787) DI HABITAT RAWA GELAM, KALIMANTAN SELATAN
Kata Kunci:
Konservasi, Nasalis larvatus, bekantan, populasi, Rawa GelamAbstrak
Penelitian populasi bekantan dilakukan di kawasan ekosistem riparian Rawa Gelam, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan pada bulan Februari-Maret 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi populasi dan struktur kelompok bekantan yang hidup di luar kawasan hutan. Kawasan ekosistem Rawa Gelam merupakan lahan budidaya yang terletak di kanan-kiri Sungai Puting. Vegetasi Rawa Gelam yang tersisa hanya selebar maksimal 200 meter dan di belakangnya terdapat persawahan dan kebun kelapa sawit. Penghitungan populasi bekantan dilakukan dengan metode Total Count Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui populasi bekantan di Rawa Gelam sebanyak sembilan kelompok bekantan, dengan jumlah 192 individu. Kepadatan populasi bekantan di kawasan ekosistem Rawa Gelam adalah 28,34 individu/km2 dengan kepadatan kelompok 1,34 kelompok/km2. Selain bekantan, kawasan Rawa Gelam juga dihuni oleh dua jenis primata lainnya, yaitu Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan Lutung Hitam (Trachyphitecus auratus). Tercatat ada lima kelompok Lutung Hitam dengan jumlah 47 individu dan tujuh kelompok monyet ekor panjang dengan jumlah 76 individu. Ancaman utama konservasi bekantan di Rawa Gelam adalah perusakan habitat dan perubahan fungsi kawasan. Untuk menyelamatkan bekantan dari kepunahan lokal, perlu dilakukan restorasi habitat dengan menerapkan pola agroforestridan pengembangan ekowisata terpadu.
Referensi
Alikodra, H. S. (1997). Populasi dan perilaku bekantan (Nasalis larvatus) di Samboja Kuala, Kalimantan Timur. Media Konservasi, 5(2), 67-72.
Alikodra, H. S., & Srimulyaningsih, R. (2015). Bekantan Melawan Kepunahan. IPB. In H. S. Alikodra, Efransyah, & M. Bismark (Eds.), Populasi bekantan di Rawa Gelam. IPB Press, Bogor.
Bismark, M. (1981). Populasi dan tingkah laku bekantan (Nasalis larvatus) di Suaka Margasatwa Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Laporan Penelitian Hutan, No. 357.
Bismark, M. (1986). Perilaku bekantan (Nasalis Larvatus) dalam memanfaatkan lingkungan hutan bakau Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor.
Bismark, M. (2008). Biologi Konservasi Bekantan (Nasalis larvatus). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Bismark, M., & Iskandar, S. (2002). Kajian total populasi dan struktur sosial bekantan (Nasalis larvatus) di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Hutan, 632, 7–29.
Boonratana, R. (1993). The ecology and behaviour of the proboscis monkey (Nasalis larvatus) in the Lower Kinabatangan, Sabah. Philosophy. https://doi.org/10.1146/annurev.phyt o.38.1.145 CITES. (2010).
Checklist of CITES Species. Retrieved from www.cites.org
Harcourt, A. H. (1995). Population Viability Estimates: Theory and Practice for a Wild Gorilla Population. Conservation Biology. https://doi.org/10.2307/2386395
IUCN. (2014). IUCN Red list of threatened animals. Switzerland: IUCN, Gland.
Ma’ruf, A., Atmoko, T., & Syahbani, I.(2005). Studi populasi bekantan (Nasalis larvatus) di Muara Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Laporan Penelitian Loka Litbang Primata, Samboja.
Manansang, J., Traylor-Holzer, K., Reed, D., & Leus, K. (2005). Indonesian Proboscis Monkey Population and Habitat Viability Assessment: Final Report.
Meijaard, E., & Nijman, V. (2000).Distribution and conservation of proboscis monkey (Nasalis larvatus) in Kalimantan Indonesia. Biological Conservation, 92, 15–24.
Salter, R. E., Mackenzie, N. A., Nightingale, N., Aken, K. M., & Chai, P. K. P. (1985). Habitat use, ranging behavior, food habits of proboscis monkeys (Nasalis larvatus Wurmb.). Primates, 26(4), 436–451.
Soendjoto, M. A. (2005). Adaptasi bekantan (Nasalis larvatus) terhadap hutan karet: Studi kasus di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Soendjoto, M. A., Budiarto, C., Muhardiansyah, H., & Mahrudin. (2013). Sebaran dan status bekantan (Nasalis larvatus) di luar kawasan konservasi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. In Makalah Seminar Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.
Tobing, S. L. I. (2008). Teknis estimasi ukuran populasi suatu jenis primata. Vis Vitalis, 1(1), 43–53.
Yeager, C. P. (1992). Changes in proboscis monkey (Nasalis larvatus) group size and density at Tanjung Puting National Park, Kalimantan Tengah, Indonesia. Tropical Biodiversity, 1(1), 49–55.
Yeager, C. P., & Blondal, T. K. (1992). Conservation status of proboscis monkey (Nasalis larvatus) at Tanjung Puting National Park, Kalimantan Tengah, Indonesia. Forest Biology and Conservation in Borneo. Center for Borneo Studies Publication 2, 220–228
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2017 Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.



