KERAGAMAN, KONSERVASI DAN AKLIMATISASI ARACEAE KALIMANTAN DI KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI

Penulis

  • Ni Putu Sri Asih Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali – 82191 Indonesia, Telp (0368) 2033170, 2033170 Fax (0368) 2033171
  • Dewi Lestari Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali – 82191 Indonesia, Telp (0368) 2033170, 2033170 Fax (0368) 2033171
  • Tri Warseno Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali – 82191 Indonesia, Telp (0368) 2033170, 2033170 Fax (0368) 2033171
  • Rajif Iryadi Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali – 82191 Indonesia, Telp (0368) 2033170, 2033170 Fax (0368) 2033171

Kata Kunci:

Araceae, konservasi, endemik, aklimatisasi, eksplorasi

Abstrak

Borneo memiliki keragaman, endemisitas dan kemelimpahan tumbuhan yang tinggi, termasuk suku Araceae. Saat ini, kondisi hutan Borneo terancam oleh kerusakan yang semakin meningkat sehingga perlu dilakukan upaya  konservasi secara  ex-situ.  Kebun Raya  Eka  Karya  Bali (KREKB) merupakan  lembaga konservasi ex-situ yang telah melakukan konservasi ex-situ suku Araceae sejak 2007. Penelitian ini bertujuan   untuk mengetahui  keragaman  jenis  Araceae  Kalimantan,  proses  konservasi  dari  awal  dikoleksi hingga saat ini dan aklimatisasi Araceae Kalimantan di KREKB. Metode yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi koleksi yang masih hidup. Data dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. KREKB telah mengkoleksi sebanyak 21 (53,85%) marga dan 136 (18,73%) jenis Araceae yang berasal dari Kalimantan. Enam (50%) diantaranya merupakan genus endemik dan 27 (8,44%) jenis endemik Borneo. Genus yang paling banyak dikoleksi adalah Homalomena, Schismatoglottis dan Scindapsus. Sebagian besar koleksi berasal dari Kalimantan Utara. Hasil eksplorasi Araceae yang berhasil bertahan hidup   hingga saat ini sebesar 71,54%, yang telah berstatus sebagai tanaman koleksi sebesar 39,43% dan 32,11% masih berstatus sebagai bibit. Persentase hidup yang paling tinggi pada tahap aklimatisasi adalah  100%, yaitu pada tanaman yang ditemukan pada ketinggian 1.200-1.500 m dpl. Persentase kedua adalah  90,54%,  yaitu  tanaman  yang dikoleksi  dari  ketinggian 900-1200 m dpl   sedangkan persentase   terkecil   adalah 47,06%, yaitu tanaman yang  dikoleksi dari ketinggian 300-600 m dpl.

Referensi

Asih, N. P. S., & Kurniawan, A. (2013). Konservasi araceae di Kebun Raya Eka Karya Bali–LIPI. In Yuzammi, J. T. Hadiah, D. Asikin, & R. A. Risna (Eds.), Simposium, Workshop, dan Kongres IX PTTI “Organisasi Profesi Pendorong Percepatan Perkembangan Iptek”, 11-13 Oktober 2011 (pp. 69– 73). Bali: Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia.

Boyce, P. C. (2015). Compendium Genera Aracearum Malesianum. Aroideana,38, 40–177.

Boyce, P. C., & Wong, S. Y. (2008). Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo VII: Schottarum and Bakoa, two new genera from Sarawak, Malaysian Borneo. Botanical Studies, 49, 393–404.

Boyce, P. C., & Wong, S. Y. (2014). Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo XXXXIII: Fenestratarum culum - a new genus and species from Kalimantan Barat, Indonesian Borneo. Aroideana, 37E(1), 4–10.

Boyce, P. C., & Wong, S. Y. (2015). Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo XXXXVIII – Galantharum, a new genus for the Hottarum Clade. Aroideana, 38E(2), 23–28.

Boyce, P. C., Wong, S. Y., Jen, A. T. P., Eng, L. S., Ling, L. S., Kiaw, N. K., & Hin, O. I. (2010). The Araceae of Borneo: The Genera. Aroideana, 33, 3–73.

Hoe, Y. C., Gibernau, M., Maia, A. C. D., & Wong, S. Y. (2016). Flowering mechanisms, pollination strategies and floral scent analyses of syntopically coflowering Homalomena spp. (Araceae) on Borneo. Plant Biology, 18(4), 563–576.

Jackson, P. W., & Sutherland, L. A. (2000). International agenda for botanic gardens in conservation. In Botanic Gardens Conservation International. UK.

Pradjadinata, S., & Murniati. (2014). Pengelolaan dan konservasi jenis ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.) di Indonesia. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 11(3), 205–223.

Trimanto. (2013). Aklimatisasi tumbuhan hasil eksplorasi dan perbanyakan tanaman Unit Seleksi dan Pembibitan Kebun Raya Purwodadi. In Y. Rinanto, M. Ramli, Nurmiyati, B. A. Payitno, P. Karyanto, S. Widoretno, … B. Sugiharto (Eds.), Seminar Nasional X Pendidikan Biologi Volume II: Biologi, Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya, 6 Juli 2013 (pp. 1–7). Surakarta: UNS.

Wong, S. Y. (2013). Rheophytism in Bornean Schismatoglottideae (Araceae). Systematic Botany, 38(1),32–45.

Wong, S. Y. (2016). Keladi hutan Borneo. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Wong, S. Y., & Boyce, P. C. (2016a). Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo LI: Ooia revised, including a reconsideration of Ooia grabowskii. J. Jpn. Bot. 91 Suppl., 138–167.

Wong, S. Y., & Boyce, P. C. (2016b).Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo LVII: Bucephalandra filiformis – a new species from Maligan, Sarawak, Malaysian Borneo. Aroideana, 39(2),56–60.

Wong, S. Y., & Boyce, P. C. (2016c). Studies on Schismatoglottideae (Araceae) of Borneo LVIII – Further novelties described for the genus Piptospatha, and a note on Piptospatha Sect. Gamogyne. Aroideana, 39(2), 61–70.

Unduhan

Diterbitkan

2018-06-29

Cara Mengutip

Putu Sri Asih, N., Lestari, D., Warseno , T., & Iryadi, R. (2018). KERAGAMAN, KONSERVASI DAN AKLIMATISASI ARACEAE KALIMANTAN DI KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 15(1), 1–13. Diambil dari https://ejournal.aptklhi.org/index.php/JPHKA/article/view/679

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.