Respon Garut (Maranta arundinacea) terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati dan Naungan Sengon dalam Agroforestri
DOI:
https://doi.org/10.59465/jpht.v20i2.145Abstrak
Perubahan fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Lahan hutan tetap dapat dimanfaatkan secara optimal dengan menerapkan sistem agroforestri. Tajuk sengon yang ringan dapat dikombinasikan dengan tanaman pangan fungsional, diantaranya garut yang memiliki kemampuan beradaptasi tumbuh di bawah naungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan tanaman garut pada sistem agroforestri dan monokultur, dan menganalisis pengaruh perlakuan dosis pupuk organik hayati (POH) yang diberikan terhadap produksi umbi garut. Rancangan percobaan yang digunakan berupa rancangan petak terbagi dengan rancangan lingkungan acak lengkap. Sistem tanam yang terdiri atas dua taraf merupakan petak utama dan dosis pupuk yang terdiri atas tiga taraf merupakan anak petak dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem monokultur menghasilkan berat segar rata-rata umbi garut sebesar 193,0 g per rumpun, dengan produksi umbi sebesar 7,73 ton/ha, sedangkan pada sistem agroforestri 163,9 g/rumpun dengan produksi umbi 6,02 ton/ha, dengan nilai kesetaraan lahan sebesar 1,72.Referensi
BPS. (2021). Hasil sensus penduduk 2020. [Diunduh 2022 Jan 2]. Tersedia pada:https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html.
BPS. (2022). Angka deforestasi netto Indonesia di dalam dan di luar Angka deforestasi netto Indonesia di dalam dan di luar kawasan hutan tahun 2013-2020 (Ha/Th). [Diunduh 2022 Jan 1]. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/statictable/2019/11/25/2081/angkadeforestasi-netto-indonesia-di-dalam-dan-di-luar-kawasan-hutan-tahun-2013-2018-ha-th-.html
Buntoro, B.H., Rogomulyo, R., & Trisnowati, S. (2014). Pengaruh takaran pupuk kandang dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan hasil temu putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika, 3(4), 29–39.
Butarbutar, T., Hakim, I., Sakuntaladewi, N., Dwiprabowo, H., Rumboko, L., & Irawanti, S. (2018). Analisis kesesuaian lahan sembilan jenis tanaman untuk agroforestri di Nambo, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 15(1), 1–66.
FAO. (2021). COP26: Agricultural expansion drives almost 90 percent of global deforestation FAO-Remote Sensing Survey reveals new findings. https://www.fao.org/newsroom/detail/cop26-agricultural-expansion-drives-almost-90-percent-of-global-deforestation/en
Handayani, T., Wijayanto, W., & Wijayanto, A. (2018). Analisis pertumbuhan mindi (Melia azedarach L) dan produktivitas umbi garut (Maranta arundinacea dan Maranta linearis L) dalam sistem agroforestri. Jurnal Silvikultur Tropika, 9(2), 144–150.
Hartati, S., & Putro, S. (2017). Diversifikasi produk tepung pati garut (Maranta arundinaceae Linn.) menjadi sohun. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 1(1), 53–63.
Jumini, Hasinah, & Armis. (2012). Pengaruh interval waktu pemberian pupuk organik cair enviro terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas mentimun (Cucumis sativus L.). J. Floratek, 7, 133–140.
Mattjik, A.A., & Sumertajaya, I.M. (2013). Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. 2nd Ed. Bogor: IPB Press.
[MoEFRI] Ministry of Environment and Forestry, Republic of Indonesia. (2022). The State of Indonesia’s Forest 2022 Towards FOLU Net Sink 2030.
Nugroho, T., & Salamah. (2015). Pengaruh lama perendaman dan konsentrasi biji sengon (Paraserianthes falcataria L.). JUPEMASI-PBIO, 2(1), 230–236
Oktafani, Supriyono, Budiastuti, M.T., & Purnomo, D. (2018). Performance of Arrowroot (Marantha arundinacea) in various light intensities. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 142 (2018) 012048 doi:10.1088/1755-1315/142/1/012048.
Oktafani, M.B., Supriyono, & Budiastuti, M.S. (2017). Hasil garut (Marantha arundinaceae) pada kekeringan. Agrotech Res J, 1(2), 29–32.
Poorter, H., Niinemets, U, Ntagkas, N., Siebenkas, A., Maenpaa, M., Matsubara, S., et al. (2019). A meta-analysis of plant responses to light intensity for 70 traits ranging from molecules to whole plant performance. New Phytol. 223, 1073–1105. doi: 10.1111/nph.15754.
Ridwan, Wardah, & Ariani, D. (2020). Kombinasi pupuk organik dan anorganik untuk optimalisasi produksi dan kandungan nutrisi umbi taka. Jurnal Agronomi Indonesia, 48(2), 150–156.
Rohandi, A. (2018). Karakteristik agroekologi dan potensi tanaman garut (Maranta arundinacea L.) pada berbagai ketinggian lokasi. Jurnal Agroforestri Indonesia, 4(1), 23–37.
Safriyani, E., Hasmeda, M., Munandar, M., & Sulaiman, F. (2019). Korelasi komponen pertumbuhan dan hasil pada pertanian terpadu padi-azolla. Jurnal Lahan Suboptimal, 7(1). https://doi.org/10.33230/jlso.7.1.2018.344
Sahuri. (2020). Peningkatan pertumbuhan dan hasil karet melalui sistem tumpang sari berbasis karet. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 17(1), 27–40.
Sudomo, A., & Widiyanto, A. (2017). Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017.
Supriyono, Putri, R.B.A., & Wijayanti, R. (2017). Analisis pertumbuhan garut (Marantha arundinaceae) pada beberapa tingkat naungan. Agrosains, 19(1), 22–27.
Wang, X., Chen, G., Du, S., Wu, H., Fu, R., & Yu, X. (2021). Light intensity influence on growth and photosynthetic characteristics of Horsfieldia hainanensis. Front. Ecol. Evol. 9:636804. doi: 10.3389/fevo.2021.636804
Wawan. (2017). Pengelolaan Bahan Organik. Universitas Riau.
Widyabudiningsih, D., Troskialina, L., Fauziah, S., Shalihatunnisa, Riniati, Siti Djenar, N., Hulupi, M., Indrawati, L., Fauzan, A., & Abdilah, F. (2021). Pembuatan dan pengujian pupuk organik cair dari limbah kulit buah-buahan dengan penambahan bioaktivator EM4 dan variasi waktu fermentasi. Ind. J. Chem. Anal, 04(01), 30–39. https://doi.org/10.20885/ijca.vol4.iss1.art4